Minggu, 14 Desember 2014

Wanita itu ibarat buku yang dijual di toko buku

Wanita itu ibarat buku yang dijual di toko buku.. Kata teman pengajianku..


Ia melanjutkan ceritanya "Begini asosiasinya.. di suatu toko buku, banyak pengunjung yang datang untuk melihat-lihat buku. Tiap pengunjung memiliki kesukaan yang berbeda-beda. Karena itulah para pengunjung tersebar merata di seluruh sudut ruangan toko buku. Ia akan tertarik untuk membeli buku apabila ia rasa buku itu bagus, sekalipun ia hanya membaca sinopsis ataupun referensi buku tersebut. Bagi pengunjung yang berjiwa pembeli sejati, maka buku tersebut akan ia beli. Tentu ia memilih buku yang bersampul, karena masih baru dan terjaga. Transaksi di kasirpun segera terjadi. "

"iya, terus teh ..?" kataku dan teman-teman, dibuat penasaran olehnya.

"Nah, bagi pengunjung yang tidak berjiwa pembeli sejati, maka buku yang ia rasa menarik, bukannya ia beli, justru ia mencari buku dengan judul sama tapi yang tidak bersampul. Kenapa? Kerena untuk ia dibaca saat itu juga. Akibatnya, buku itu ada yang terlipat, kusam, ternoda oleh coretan, sobek, baik sedikit ataupun banyak. Bisa jadi buku yang tidak tersampul itu dibaca tidak oleh seorang saja. Tapi mungkin berkali-kali, dengan pengunjung yang berbeda tetapi berjiwa sama, yaitu bukan pembeli sejati alias pengunjung iseng yang tidak bertanggung jawab. Lama kelamaan, kasianlah buku itu, makin kusam hingga banyak yang enggan untuk membelinya" Ceritanya

"Wanita itu ibarat buku. Jika ia tersampul dengan jilbab, maka itu adalah ikhtiar untuk menjaga akhlaknya. Lebih-lebih kalau jilbab itu tak hanya untuk tampilannya saja, tapi juga menjilbabkan hati.. Subhanallah..!

Pengunjung yang membeli adalah ibarat suami, laki-laki yang telah Allah siapkan untuk mendampinginya menggenapkan ½ dienNya. Dengan gagah berani dan tanggung jawab yang tinggi, ia bersedia membeli buku itu dengan transaksi di kasir yang diibaratkan pernikahan. Bedanya, Pengunjung yang iseng, yang tidak berniat membeli, ibarat laki-laki yang kalau zaman sekarang bisa dikatakan suka pacaran. Menguak-nguak kepribadian dan kehidupan sang wanita hingga terkadang membuatnya tersakiti, merintih dengan tangisan, hingga yang paling fatal adalah ternodai dengan free-sex. Padahal tidak semua toko buku berani menjual buku-bukunya dengan fasilitas buku tersampul. Maka, tentulah toko buku itu adalah toko buku pilihan. Ia ibarat lingkungan, yang jika lingkungan itu baik maka baik pula apa-apa yang ada didalamnya. " katanya lagi

"wah, kalau begitu jadi wanita harus hati-hati ya..!. " celetuk salah satu temanku.

"Hmm, .apakah apapun di dunia ini bakal dapet yang seimbang ya, teh? Kayak itu deh, buku yang tersampul dibeli oleh pembeli yang bertanggung jawab. Itukan perumpamaan Wanita yang baik dan terjaga akhlaknya juga dapat laki-laki yang baik, bahkan insyallah mapan, sholeh, pokoknya yang baik-baik juga. Gitu ya, teh?" kata temanku.

" Benar, Seperti janji Allah SWT, "Wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanit yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (An-Nur:26). Dan, hanya Allah yang tak menyalahi janji. " penjelasan nya.

Sumber : Era Muslim

*************

Menjadi wanita adalah amanah. Bukan amanah yang sementara. Tapi amanah sepanjang usia ini ada. Pun menjadi wanita baik itu tak mudah. Butuh iman dan ilmu kehidupan yang seiring dengan pengalaman.

Benar. Menjadi wanita adalah pilihan. Bukan aku yang memilihnya, tapi KAU yang memilihkannya untukku. Aku tahu, Allah penggenggam segala ilmu. Sebelum Ia ciptakan aku, Ia pasti punya pertimbangan khusus, hingga akhirnya saat kulahir kedunia, Ia menjadikanku wanita. Aku sadar, tidak main-main Allah mengamanahkan ini padaku. Karena kutahu, wanita adalah makhluk yang luar biasa. Yang dari rahimnya bisa terlahir manusia semulia Rasulullah atau manusia sehina Fir'aun.

Kalau banyak orang lain merasa bangga menjadi wanita, karena wanita layak dipuja, karena wanita cantik memesona, karena wanita bisa dibeli dengan harta, karena wanita cukup menggoda, dan lain sebagainya, maka justru sebaliknya, dengan lantang aku berkata.. "aku malu menjadi wanita!"

Ya, Aku malu menjadi wanita, kalau faktanya wanita itu gampang diiming-iminggi harta dengan mengorbankan harga dirinya. Aku malu menjadi wanita kalau ternyata wanita itu sebagai sumber maksiat, memikat, hingga mengajak pada jalan sesat. Aku malu menjadi wanita kalau ternyata dari pandangan dan suara wanita yang tak terjaga sanggup memunculkan syahwat. Aku malu menjadi wanita kalau ternyata tindak tanduk wanita sanggup membuahkan angan-angan bagi pria. Aku malu menjadi wanita kalau ternyata wanita tak sanggup jadi ibu yang bijak bagi anaknya dan separuh hati mendampingi perjuangan suaminya.

Sungguh, aku malu menjadi wanita yang tidak sesuai dengan fitrahnya. Ya, Aku malu jika sekarang aku belum menjadi sosok wanita yang seperti Allah harapkan. Aku malu, karena itu pertanda aku belum amanah terhadap titipan Allah ini. Entahlah, sampai saat ini , saat dimana umur masih dikandung badan ini aku sudah menjadi wanita macam apa. Aku malu.. Bahkan malu ini berbuah ketakutan, kalau-kalau pada hari akhir nanti tak ada daya bagiku untuk mempertanggungjawabkan ini semua.

Padahal, setahuku dari Bunda Khadijah, Aisyah dan Fatimah, wanita itu makhluk yang luar biasa, penerus kehidupan. Dari kelembutan hatinya, ia sanggup menguak gelapnya dunia, menyinari dengan cinta. Dari kesholehan akhlaknya, ia sanggup menjaga dunia dari generasi-generasi hina dengan mengajarkannya ilmu dan agama. Dari kesabaran pekertinya, ia sanggup mewarnai kehidupan dunia, hingga perjuangan itu terus ada.

Allah, maafkan aku akan kedangkalan ilmuku dan rendahnya tekadku. Aku berlindung pada-Mu dari diriku sendiri. Bantu aku Rabb, untuk tak lagi menghadirkan kelemahan-kelemahan diri saat aku ada di dunia-Mu. Hingga kelak aku akan temui-Mu dalam kebaikan akhlak yang kuusahakan. Ya, wanita sholehah.." 

Jumat, 12 Desember 2014

Di Weref, Tanah Longsor Terjang Satu Gereja dan Satu Rumah Warga

Jum'at, 18 Januari 2013 07:57

Di Weref, Tanah Longsor Terjang Satu Gereja dan Satu Rumah Warga

    Sekretaris Jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Taboria, Yahya Numberi didampingi satu warga saat menunjukan awal mula terjadinya longsor.
JAYAPURA –Di Weref, Kelurahan Argapura RT. 01 RW.01,Distrik Jayapura Selatan, hujan deras disertai angin kencang menyebabkan longsor dan menimpa Gereja Bethel Indonesia (GBI) Taboria dan satu rumah warga.
Akibatnya, satu gereja dan satu rumah tersebut mengalami rusak yang cukup parah. Beruntung pada peristiwa longsor kali ini tidak ada korban jiwa namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah dari peristiwa yang terjadi sekitar Pukul 01.00 WIT, Kamis (17/1) kemarin dini hari.
“Akibat hujan deras yang disertai angin kencang pada jam 1 dini hari itu menyebabkan satu gereja dan satu rumah warga yang berada disamping gereja tersebut tidak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai jutaan rupiah. Sehingga warga yang berada di lokasi longsor ini berjaga – jaga mengantisipasi longsoran susulan,” ujar Sekretaris Jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Taboria, Yahya Numberi ketika ditemui Bintang Papua, kemarin pagi Kamis (17/1).
Gereja GBI Taboria yang tertimpa longsor mengalami kerusakan yang sangat parah, yakni rusak pada bagian dinding samping kanan sepanjang sembilan meter.Bahkan material longsor sampai masuk dalam bangunan gereja.Sedangkan satu rumah warga milik Ketua RT. 01 RW. 01 Kelurahan Argapura – Weref, Lasarus Numberi juga ikut tertimpa longsor tersebut dengan kerusakan yang sangat parah sehingga dirinya bersama istri dan anaknya langsung dibantu warga untuk dievakuasi ke tempat yang aman.
Sekretaris Jemaat GBI Taboria, Yahya Numberi yang juga menyaksikan peristiwa longsor itu langsung turun ke lokasi kejadian mengatakan, bahwa peristiwa longsor ini sudah terjadi dua kali dan longsor ini yang paling terparah.
“Longsor yang pertama kali menimpa gereja GBI Taboria itu langsung dikunjungi oleh Wali Kota Jayapura pada Selasa (8/1) pekan lalu, namun pada pekan ini hujan turun dengan intensitas cukup tinggi sehingga GBI Taboria kembali tertimpa longsor dan juga menimpa satu rumah warga dengan kerusakan sangat parah dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah karena kedua bangunan ini sudah tidak dapat ditempati lagi baik untuk beribadah maupun ditinggali,” ujarnya.
Adanya longsor yang terjadi ini, Yahya mengatakan, baik gereja maupun rumah itu sudah tidak bisa direhab, sehingga harus kembali dibangun baru bagi dua bangunan itu lagi.
“Dimana kunjungan dari Wali Kota Jayapura, Drs. Benhur Tommy Mano, MM. saat longsor pertama kali menerjang gereja ini telah menjanjikan akan membangun talud sepanjang lereng gunung yang ada dihuni oleh warga yang berada disekitar gereja GBI Taboria ini. Maka itu kami langsung menindaklanjuti dengan mengirim surat ke Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura terkait pembangunan talud tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, dirinya juga berniat akan menyampaikan peristiwa longsor ini kepada Penjabat Gubernur Provinsi Papua, drh. Constant Karma, bahkan telah melaporkan longsor ini kepada Wali Kota Jayapura, Drs. Benhur Tommy Mano, MM. melalui pesan singkat (SMS, red) karena beliau sendiri yang meminta agar longsor yang kedua ini dapat didokumentasikan guna dilampirkan ke Dinas terkait untuk ditindaklanjuti.
“Maka itu, kami berencana ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua dalam hal ini Gubernur dan dinas terkait untuk dapat turun langsung melihat musibah longsor yang menimpa kedua bangunan itu. Selain itu kami berharap kepada bangunan – bangunan yang berada diatas lereng gunung ini seperti Hotel Pasifik, Hotel 99 dan PT. Gelora Kencana agar membuat saluran atau pembuangan bagi serapan atau limbah airnya yang langsung turun ke laut maupun ke dalam lapisan tanah yang jauh, karena dengan tidak adanya saluran itu akan membuat tanah menjadi lembek dan menjadi ancaman baru bagi warga sekitar saat hujan deras turun,” pintanya.
“Jadi, kami meminta adanya perhatian dan dukungan dari pemerintah baik itu Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua guna dapat membantu dana untuk kembali membangun gereja yang rusak parah akibat terjangan longsor kali ini dan juga dapat membuat tembok talud guna memberikan rasa aman kepada warga yang ada disekitar gereja tersebut,” pungkasnya. (mir/aj/lo2)

Empat Warga Tewas Tertimbun Longsor di Polimak

Sabtu, 13 Desember 2014 05:57

Empat Warga Tewas Tertimbun Longsor di Polimak

Saat Sedang Berteduh Menunggu Antrian Pengisian Material  Karang 


Jenazah korban tertimbun longsor sebelum dievakuasi dari TKP, Jumat (12/12), kemarin. JAYAPURA – Hujan deras yang melanda  sebagian Kota Jayapura Jumat (12/12) kemarin, ternyata membawa korban jiwa. Di Polimak, dilaporkan empat warga tewas tertimbun longsor  tepatnya di Gunung Afar Polimak II, Distrik Jayapura Selatan, pada Jumat 12 Desember 2014, sore sekitar pukul 17.00 WIT.
Keempat warga tersebut masing-masing, Samad (43 Tahun) Sopir Sopir Truk, warga Menara Jaya Distrik Jayapura Selatan, Toy (50 Tahun), Warga Jalan Baru Yotefa,  Distrik Abepura, Ancong (40 Tahun) seorang Sopir Truk, warga  Jln. Santarosa Distrik Jayapura Selatan, Salman (40 Tahun) warga Jln Baru Yotefa, Distrik Abepura.
Sementara korban luka kritis, bernama Aco (35) Operator Alat Berat, warga  Menara Jaya Tasangka Distrik Jayapura Selatan. Kini korban sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara, Kotaraja-Abepura. 
Keempat korban tewas langsung di evakuasi oleh Penyidik Reskrim Polres Jayapura Kota bersama Polsek Jayapura Selatan, yang dipimpin langsung oleh Kapolres Jayapura Kota, AKBP Alfred Papare dan Kapolsek Jayapura Selatan, Kompol Y.Takamully.

Data yang diperoleh Bintang Papua, peristiwa itu berawal, ketika kelima korban sedang berteduh dibawah batu sambil menunggu antrian pengisian material karang.
Namun pada pukul 17.00 WIT, tiba-tiba batu material dari gunung turun menimpa Samad, Toy dan Ancong meninggal dunia ditempat.
Sementara korban Salman meninggal dunia dalam perjalanan ke RS AL dan korban Aco meninggal saat dirawat di RS Dok II Jayapura.
Kepala Bidang Hubungan Masyrakat (Humas) Polda Papua, Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartomo ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. “Saat ini penyidik tengah melakukan pemeriksaan atas peristiwa longsor tersebut,” katanya. (loy/don)

Kamis, 11 Desember 2014

Kejati Papua Desak Kejari Jayapura Tahan Tersangka Korupsi Batik - tabloidjubi.com

Kejati Papua Desak Kejari Jayapura Tahan Tersangka Korupsi Batik - tabloidjubi.com

TUJUH MAHASISWA DITANGKAP DI MESS KEDOKTERAN UNCEN

TUJUH MAHASISWA DITANGKAP DI MESS KEDOKTERAN UNCEN

ANDA DAN SAYA SUKAI BANYAK ORANG Rilis koteka dy 05/09/2014-jam 06:26 PM



Tersenyum setiap hari kita dapat membuat wajah cemberut menjadi sedap dipandang mata, ketika kita keluar dari rumah, kita berusahalah untuk  selalu tersenyum kepada setiap orang yang berpapasan dengan kita setiap hari. senyum yang ikhlas membuat orang yang melihat kita merasa damai dan tentram sehingga menimbulkan rasa empati dan peduli kepada kita setiap hari. saya sering melakukan hal ini terhadap orang - orang dimana  saya tinggal, hasilnya sekarang orang -  orang tersebut selalu menegur saya dengan akrab ketika melihat saya di jalan. walaupun tanpa mengetahui nama saya tetapi mereka dengan rela akan menyapa kita saat bertemu.


CARA AGAR KITA TIDAK MUDAH EMOSI

Jika kita termasuk orang yang mudah emosi dan sensitif terhadap hal-hal kecil yang terjadi di lingkungan kita maka sebaiknya kita mengurangi sikap buruk tersebut.
Berusaha menahan diri saat sedang marah dengan tersenyum menjadi cara ampuh membuat banyak orang suka kepada kita. Coba lihat teman-teman kita  yang suka cepat marah, kita pasti merasa takut bahkan hanya  untuk sekedar menyapa teman kita tersebut.

CARA AGAR KITA  TIDAK DENDAM PADA ORG LAIN

By.newskonpakpapua.blogspot.com
Jika punya masalah pribadi kepada seseorang sebaiknya segera di lupakan dan dimaafkan sebab dendam dapat memicu munculnya emosi ketika bertemu orang yang pernah memiliki masalah dengan kita.  Maafkan semua orang yang pernah berbuat salah kepada kita agar hati kita  menjadi terasa lega.

KISAH SEDIH ,SEORANG PEMUDA DUDUK DI HADAPAN LAPTOPNYA. LOGIN FACEBOOK. PERTAMA KALI YANG DICEK ADALAH INBOX


4 September 2014 pukul 1:57
Jakarta ,04/09/2014- KOTEKA

Hari ini dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia pedulikan selama ini. Ada 2 dua pesan yang selama ini ia abaikan. Pesan pertama, spam. Pesan kedua…..dia membukanya.  Ternyata ada sebuah pesan beberapa bulan yang lalu.Diapun mulai membaca isi redaksinya:
“Syalom Selamat Malam Anak. Ini kali pertama Bapak mencoba menggunakan facebook. Bapak mencoba menambah kamu sebagai teman sekalipun Bapak tidak terlalu paham dengan itu. Lalu bapak mencoba mengirim pesan ini kepadamu. Maaf, Bapak tidak pandai mengetik. Ini pun kawan Bapak yang mengajarkan.
Bapak hanya sekedar ingin mengenang. Bacalah !
Saat kamu kecil dulu, Bapak masih ingat pertama kali kamu bisa ngomong. Kamu asyik memanggil : Bapak, Bapak, Bapak. Bapak Bahagia sekali rasanya anak lelaki Bapak sudah bisa me-manggil2 Bapak, sudah bisa me-manggil2 Ibunya”.
Bapak sangat senang bisa berbicara dengan kamu walaupun kamu mungkin tidak ingat dan tidak paham apa yang Bapak ucapkan ketika umurmu 4 atau 5 tahun. Tapi, percayalah. Bapak dan Ibumu bicara dengan kamu sangat banyak sekali. Kamulah penghibur kami setiap saat.walaupun hanya dengan mendengar gelak tawamu.
Saat kamu masuk SD, bapak masih ingat kamu selalu bercerita dengan Bapak ketika membonceng motor tentang apapun yang kamu lihat di kiri kananmu dalam perjalanan.
Ayah mana yang tidak gembira melihat anaknya telah mengetahui banyak hal di luar rumahnya.
Bapak jadi makin bersemangat bekerja keras mencari uang untuk biaya kamu ke sekolah. Sebab kamu lucu sekali. Menyenangkan. Bapak sangat mengiginkan kamu menjadi anak yang pandai dan taat beribadah.
Masih ingat jugakah kamu, saat pertama kali kamu punya HP? Diam2 waktu itu Bapak menabung karena kasihan melihatmu belum punya HP sementara kawan2mu sudah memiliki.
Ketika kamu masuk SMP kamu sudah mulai punya banyak kawan-kawan baru. Ketika pulang dari sekolah kamu langsung masuk kamar. Mungkin kamu lelah setelah mengayuh sepeda, begitu pikir Bapak. Kamu keluar kamar hanya pada waktu makan saja setelah itu masuk lagi, dan keluarnya lagi ketika akan pergi bersama kawan-kawanmu.
Kamu sudah mulai jarang bercerita dengan Bapak. Tahu2 kamu sudah mulai melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi lagi. Kamu mencari kami saat perlu2 saja serta membiarkan kami saat kamu tidak perlu.
Ketika mulai kuliah di luar kotapun sikap kamu sama saja dengan sebelumnya. Jarang menghubungi kami kecuali disaat mendapatkan kesulitan. Sewaktu pulang liburanpun kamu sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan internet kamu, dengan dunia kamu.
Bapak bertanya-tanya sendiri dalam hati. Adakah kawan2mu itu lebih penting dari Bapak dan Ibumu? Adakah Bapak dan Ibumu ini cuma diperlukan saat nanti kamu mau nikah saja sebagai pemberi restu? Adakah kami ibarat tabungan kamu saja?
Kamu semakin jarang berbicara dengan Bapak lagi. Kalau pun bicara, dengan jari-jemari saja lewat sms. Berjumpa tapi tak berkata-kata. Berbicara tapi seperti tak bersuara. Bertegur cuma waktu Natal. Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata. Ditegur, kamu buang muka. Dimarahi, malah menjadi-jadi.
Malam ini, Bapak sebenarnya rindu sekali pada kamu.
Bukan mau marah atau mengungkit-ungkit masa lalu. Cuma Bapak sudah merasa terlalu tua. Usia Bapak sudah diatas 60 an. Kekuatan Bapak tidak sekuat dulu lagi.
Bapak tidak minta banyak…
Kadang-kadang, Bapak cuma mau kamu berada di sisi bapak. Berbicara tentang hidup kamu. Meluapkan apa saja yang terpendam dalam hati kamu. Menangis pada Bapak. Mengadu pada Bapak.Bercerita pada Bapak seperti saat kamu kecil dulu.
Andaipun kamu sudah tidak punya waktu sama sekali berbicara dengan Bapak, jangan sampai kamu tidak punya waktu berbicara dengan Allah. Jangan letakkan cintamu pada seseorang didalam hati melebihi cintamu kepada Allah. Mungkin kamu mengabaikan Bapak, namun jangan kamu sekali2 mengabaikan Allah.
Maafkan Bapak atas segalanya. Maafkan Bapak atas curhat Bapak ini. Rajin ke ikut ibadah di gereja. Jagalah hati. Jagalah iman. ”
Pemuda itu meneteskan air mata, terisak. Dalam hati terasa perih tidak terkira................... Bagaimana tidak ? Sebab tulisan ayahandanya itu dibaca setelah 3 bulan beliau pergi untuk selama-lamanya...@SAUDDARA KU JIKA ANDA PUNYA ORG TUA ADA PERHATIKAN NASIB ORTU SAAT USIA TUA.

Anak Menjarah Hak Mama

Penulis :  on October 28, 2014 at 01:57:03 WP

 Oyos Saroso HN
Ilustrasi Menjarah (Ist)
Ilustrasi Menjarah (Ist)
“Mama-mama jual sayur. Anak jual mama,” ungkapku kepada teman-teman angota Aliansi Jurnalis Idependen (AJI) Papua di sela-sela kegiatan Uji Kompentensi Jurnalis Muda Angkatan Keenam di Hotel Numbay, dok V Jayapura, pada 9-11 2013 lalu.
Ungkapan itu disambut gelak tawa rekan-rekan jurnalis. Rekan-rekan memberikan komentar beragaman. “Ah,  nanti anak-anak mama dorang marah? Ah benar moh… Ha ha ha ha…” Ada kawan-kawan jurnalis yang terus hura sambil menyoal pernyataan.
Saya melontakan pernyataan lucu itu saat diskusi kisah mama menjual sayur di jantung Kota Jayapura, ibu kota Provinsi Papua. Kisah mama jual sayur bukan hal baru. Dari pemerintahan ke pemerintahan Papua berintegrasi dengan  Indonesia,  tempat mama jualan sudah 40 tahun lebih tidak pernah perhatikan.
Kita menyadari infrastruktur pasar mama-mama Papua satu bagian dari pembangunan Papua yang diabaikan. Pemerintah hanya sibuk bermimpi, berdebat,  dan menggusur pasar mama-mama Papua demi membangun ruko, jalan raya, dan hotel-hotel pencakar langit. Jumlahnya gedung pencakar langit terus bertambah setiap tahun hingga kini.
Pembangunan yang terus bertambah itu mengubah kota Jayapura sarut marut dan merubah wajah tempat jualan mama-mama. Mama yang dulu berjualan di lokasi pasar tanpa bangunan, pasar yang tidak layak pun digusur. Mama terusir berjualan di trotoar jalan, emperan toko, pinggiran jalan, dan di atas aspal.
Pengusiran, perubahan tempat jualan itu,  menyadarkan mama harus menuntut hak dirinya sebagai warga negara. Mama mengorganisir diri bersama sejumlah aktivis perorangan maupun aktivis sejumlah NGo pada tahun 2002. Mereka menuntut pemerintah melalui demo dan audiens dengan  waakil rakyat kota, provinsi, dan juga Gubernur dan Wali kota.
Demo mama membuahkan reaksi. Gubernur Papua kala itu Barnabas Suebu SH menjanjikan pembangunan pasar. “Mulutku adalah SK (Surat Keputusan),”ungkap Suebu. Mama Papua percaya di balik slogan masa kampanye gubernur “Kaka Bas Pulang Kampung”. Orang percaya Suebu pulang dengan segudang ilmu membangun Papua, termasuk Pasar Mama Papua.
He he he…Suebu bukan pulang membangun Papua. Ia malah menjadi “perampok” proyek negara. Dua bulan lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi, (KPK) menetapkannya sebagai tersangka dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air di Sungai Mamberamo senilai Rp 56 miliar  tahun anggaran 2009/2010. Elite Papua tidak dipercaya pemerintah pusat. Juga rakyat.
Kembali ke persoalan pasar mama-mama. Perjalanan waktu janji pemerintah membangun pasar mama mulai ada titik terang untuk tempat, anggaran, dan desain. Pemerintah mulai membangun pasar sementara mama dengan tenda senilai Rp2 miliar. Kemudian, pemerintah menjanjikan membangun pasar permanen enam lantai, di lokasi Terminal Bus Damri, Kota Jayapura.
Pemerintah mengalokasikan anggaran yang cukup. Alokasi anggaran terus bertambah dalam pernyataan pemerintah. “Pemerintah mengatakan ada anggaran Rp10 miliar lalu. Kini jadi Rp.45 miliar,  namun kami tidak tahu anggaran itu di mana keberadaannya. Kondisi pasar tidak pernah berubah,”ungkap Mama Yuliana Pigay, kordinator Mama-mama Pedangan Asli Papua, Jumat (21/3) lalu.
Kondisi pasar yang tidak pernah berubah juga terlihat pengelolaan koperasi mama-mama. Koperasi atas prakarsa mama-mama Papua bersama aktivis yang berkompenten. Ada pegawai bank Pemerintah Daerah yang mengorganisir mama-mama simpan uang hasil jualan setiap hari. Ada yang mengelola koperasi di lokasi pasar tenda.
Saya melihat pengelolaan koperasi itu sejak awal menjadi kuli tinta, tiga tahun lalu. Saya bangga melihat kawan-kawan yang peduli dan mengorganisir mama. “Pasti suatu saat mama tidak perlu mengemis lagi ke pemerintah. Mama bisa menbangun pasar dari hasil jualannya sendiri,”pikir saya  sambil menyaksikan kawan-kawan yang luar biasa hebat itu.
Seiring waktu, saya sudah tidak pernah lagi ingat mama-mama karena wilayah liputan saya berubah. Walaupun begitu, saya masih memikirkan mama lalu menulis surat mama dalam bentuk artikel. Saya menulis surat mama untuk anak kepala daerah. ‘Ketika Penguasa Menangis,  Membaca Surat Mama,’tulisku di media ini.
Sekadar meraih harapan, mengkomunikasi suara mama yang tak terdengra, saya pun mempersiapkan surat balasan anak pejabat kepada mama. Sebelum surat itu selesai, seminggu lalu, saya mendengar kekecewaan seorang sahabat yang pernah turut berjuang melalui aksi turun jalan hingga menulis artikel-artikel di media masa. Ia berusaha membangun opini, menjebatani komunikasi keluahan mama kepada publik dan pemerintah lewat media masa menjadi sia-sia.
Kata kawan, ia kecewa lantaran mama hanyalah objek oknum-oknum yang tergabung dalam Solidaritas Pedangan Asli Papua (Solpap). Anak-anak mengambil untung, berpesta pora dan hura-hurahan. Sementara, mama terus berjualan di di bawah tenda yang hanya kata pemerintah ‘sementara’ itu.
“Koperasi macet. Kios milik pribadi yang bertumbuh subur. Saya sangat emosi. orang-orang yang ada di sana mereka malas tahu kalau kita datang. Marah atau malu saya juga tidak mengerti,”ungkapnya kesal.
Saya tersentak kaget. “Tuhan…benar ka…mereka jahat sampe. Kalau mereka yang berjuang untuk keadilan untuk mama berperilaku begitu, bagaimana mungkin pemerintah mau percaya mereka penuhi harapan mama-mama? Parah…”ungkapku.
Saya pikir benar adanya ungkapan dua tahun silam. Anak-anak yang mengendalikan birokrasi hingga berjalan bersama perjuangan mama-mama sama perilakunya. Perilakunya jauh tertinggal dari mama-mama yang menutut hak yang tidak sampai kuliah itu. Anak-anak berpendidikan tinggi hanya utuk mengambil hak mama.
Aneh! Mereka meneriakkan keadikan dan kesejahteraan, namun menjarah hak mama-mama Papua. Mama menjadi korban kepentingannya dan objek kepentingan permainan anggaran. Merasa merasa tidak cukup yang mereka terima, lalu menjarah lagi. Rakusnya…ampunn…!
Kalau situasinya begini, apa jadinya nasib orang Papua, mama Papua yang sedang mencari keadilan di trotoar kota? Kalau begitu, mengapa dari dulu hingga hari meneriakkan pembangunan kesejahteraan rakyat Papua? Papua akan hancur-hancuran karena banyanya orang rakus. (Mawel Benny)

Selasa, 09 Desember 2014

PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP) ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INTAN JAYA TA 2012


21/11/2013 – 11:37
Dengan berakhirnya pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Intan Jaya TA 2012, pada Selasa, 22 Oktober2013 BPK RI Perwakilan Provinsi Papua menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Intan Jaya. Bertempat di ruang Kepala Perwakilan, Kepala Perwakilan, Dori Santosa, S.E., M.M., menyerahkan LHP kepada Ketua I DPRD Kabupaten Intan Jaya,Kenius Tabuni, S.Th., S.H., dan Bupati Intan Jaya Drs. Ayub Kayame, M.A.
BPK memberikan opini Disclaimer atas LKPD Kabupaten Intan Jaya TA 2012. Dalam sambutannya, Dori Santosa, S.E., M.M., menyampaikan harapan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Intan Jaya dapat menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini mengingat lambatnya penyampaian LKPD Kabupaten Intan Jaya kepada BPK. Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa keterlambatan tersebut selain menghambat pemeriksaan BPK, juga akan merugikan Pemerintah Daerah Intan Jaya sendiri. Beliau juga menyampaikan bahwa BPK adalah mitra kerja bagi entitas, dan BPK menyambut baik adanya upaya konsultasi dari entitas dalam pengelolaan keuangan daerah.
Pada akhir sambutannya, beliau beliau mengingatkan bahwa dengan disampaikannya LHP tersebut, berdasarkan ketentuan yang berlaku maka pejabat yang terkait berkewajiban menindaklanjuti temuan pemeriksaan BPK dalam waktu 60 hari. Jika dalam 60 hari belum ada tindak lanjut, maka BPK akan bersurat kepada entitas dan memberikan tenggat waktu 30 hari untuk proses tindak lanjut. Jika masih belum ada tindak lanjut, maka BPK akan kembali bersurat hingga total tenggat waktu penyampaian tindak lanjut adalah 150 hari. Jika masih belum ada tindak lanjutnya, maka BPK dapat menyerahkannya kepada aparat penegak hukum. (fbp)

PENYERAHAN LHP ATAS PEMERIKSAAN LKPD KABUPATEN DOGIYAI TA 2012


Rabu, 16 Oktober 2013 bertempat di Ruang Rapat Kepala Perwakilan diselenggarakan acara penyerahan LHP atas pemeriksaan LKPD Kabupaten Dogiyai Tahun Anggaran 2012. Anggota DPRD Kabupaten Dogiyai Laurensius Makay dan Bupati Dogiyai Drs. Thomas Tigi diterima oleh Kepala Sekretariat Perwakilan BPK RI Provinsi Papua, Drs. Lion Simbolon, M.M.
Setelah beramah tamah sejenak, acara penyerahan dimulai pada pukul 14.00 WIT yang diawali dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima dan dilanjutkan penyerahan LHP. BPK RI memberikan opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP) atas LKPD Kabupaten Dogiyai TA 2012. Pada akhir acara Kepala Sekretariat Perwakilan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa dengan diserahkannya LHP maka para pejabat yang terkait wajib menindaklanjuti selambat-lambatnya 60 hari setelah LHP diterima. Untuk mengefektifkan penyelesaian Tindak Lanjut dapat ditempuh dengan cara:
1. Pemerintah Daerah meningkatkan peran dan fungsi Majelis TP/TGR dan Inspektorat, atau
2. DPRD membentuk “Panitia Kerja” untuk menangani Tindak Lanjut.
Pada akhir sambutannya, beliau mengharapkan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Dogiyai melakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga penyajian laporan keuangan di masa mendatang semakin baik. (fbp)