Rabu, 05 November 2014

Dua Senjata Lolos ke Tangan KKB

Rabu, 05 November 2014 01:17

Kemarin, Barang Bukti Ratusan Amunisi dan Senpi dari  Manokwari Digelar

Kabidhumas saat menunjukkan barang bukti dan Lima Tersangka Pemasok Senjata dan Amunisi dari Ambon yang ditangkap di Manokwari telah tiba di Polda Papua, Selasa (4/11) siang.JAYAPURA – Sebanyak dua dari tiga senjata api yang dijual oleh lima orang pemasok amunisi ke Papua, pada Sabtu (1/11) sekitar pukul 03:00 WIT berhasil lolos masuk ke tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kedua senjata api yang lolos ke tangan KKB ini masing-masing Senjata Api laras panjang dan senjata api laras pendek jenis Revolver. Sampai saat ini, tim khusus Polda Papua masih terus melakukan pencarian terhadap senjata tersebut.
Sementara Satu Pucuk Senjata laras pendek jenis Revolver dan 182 Amunisi beserta uang senilai Rp21 juta berhasil disita oleh Tim Khusus Polda Papua dan jajaran Polres Manokwari bersama lima tersangka diantaranya, Saiful Duila, (26), Stenly Salmau alias Stenly (37), Amirullah (34), Leonard Takaria alias Leo (34) dan Herry Lawalata (19).
Kelima tersangka bersama barang bukti tersebut tiba di Polda Papua, Selasa (4/11) siang, selanjutnya langsung di gelar barang bukti di ruang Reskrim Umum Polda Papua, didampingi ketat oleh Tim Khusus.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, Brigadir Jenderal (Pol) Drs. Paulus Waterpauw mengatakan, penangkapan terhadap lima pemasok senjata ini berdasarkan hasil intaian oleh Tim Khusus dan juga hasil informasi akurat dari masyarakat setempat.
“Dari tangan mereka disita sepucuk senpi jenis laras pendek jenis revolver dan beberapa amunisi. Setelah dikembangkan jumlah amunisi sekitar 180 butir. Juga ada barang bukti uang senilai Rp21 juta lebih,” kata Brigjen (Pol) Paulus Waterpauw, Selasa (4/11).
Menurut Waterpauw, penyidik kepolisian kini sedang mengembangkan dari mana asal amunisi tersebut, dan untuk apa mereka memiliki amunisi dan senpi. “Apakah senpi dan amunisi ini dipergunakan untuk kelompok bersenjata ataukah demi kepentingan mereka sendiri dalam konteks usaha atau upaya mereka.Itu sedang dikembangkan. Hari ini barang bukti dibawa ke Polda Papua dan lima orang pemiliknya. Kami akan proses itu,”  paparnya.
Disinggung asal amunisi dan Senjata Api yang dimiliki para tersangka?, Wakapolda Waterpauw  belum bisa membeberkan darimana asal amunisi itu dan untuk apa. “Kita belum bisa sampaikan karena masih dilakukan pemeriksaan oleh tim penyidik Polda Papua,” katanya menjawab pertanyaan wartawan.
Ia menjelaskan, selama dua atau tiga tahun terakhir ini, Polda Papua telah berhasil mengungkap beberapa kasus amunisi dan senpi dari daerah tetangga Papua. Misalnya dari Maluku Utara, Sulawesi Utara beberapa kali di tempat lainnya.
“Jika nanti sudah ada hasil dan kesimpulan pemeriksaan penyidik, maka Polda Papua akan berkoordinasi dengan Mabes Polri agar memback up Polda Papua dalam upaya mengeleminir masuknya senpi dan amunisi ke Papua termasuk dari negara tetangga seperti Papua Nugini dan Philipina Selatan, yang selama ini sudah beberapa kali terungkap,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Sulistyo Pudjo Hartono dalam keterangan persnya, mengatakan, penangkapan ke lima tersangka ini berdasarkan hasil penyelidikan operasi yang dilakukan oleh Tim Khusus dari Polda Papua mengenai adanya suplai amunisi dan senpi ke Papua yang dilakukan dari wilayah Ambon, Ternate dan masuk ke Manokwari, Papua Barat untuk di dijual ke orang-orang tertentu di Papua.
Pudjo menjelaskan, awalnya ada dua masyarakat yakni Leonard Takaria alias Leo (34) dan Herry Lawalata membawa dua pucuk senpi laras pendek dan satu laras panjang juga amunisi sebanyak 182 kaliber 5,56 kemudian sebutir amunisi kaliber 3,8 setelah tiba di Manokwari dijemput oleh Stenly (37) kemudian senpi satu rakitan pendek harga Rp3 juta dijual kepada Amirullah (34).
Sementara dua senpi lainnya dijual kepada Saiful Duila (26) dengan harga Rp23,5 juta. “Mendengar informasi itu, tim bergerak dari Ambon, Ternate, Sorong, Manokwari melakukan pelacakan dan berhasil ditangkap bersama barang bukti lainnya,” jelasnya.
Dari hasil penangkapan itu, polisi berhasil menyita Satu pucuk Senpi laras pendek jenis Revolver milik Amirullah bersama lima amunisi kaliber 5,56 dari tangan Stenly. Sementara dua pucuk Senjata masing-masing, laras panjang dan laras pendek telah berhasil di jual kepada kepada masyarakat yang ada di Manokwari.
“Kedua Senpi ini mereka berhasil jual kepada kelompok masyarakat, karena dari hasil penyelidikan sempat mencuak di media. Namum kami akan melacaknya sampai didapat,” ungkap Pudjo.
Pudjo mengakui, bahwa tertangkap ke lima orang tersebut berkat kerjasama tim yang luar biasa. Baik itu tim dari Polda Papua, masyarakat dan maupun bantuan rekan samping yakni, TNI.
Oleh karena itu, pihaknya sangat berterimakasih kepada masyarakat di Papua yang memberikan informasi awal yang cepat. “Kami harap masyarakat terus membantu aparat keamanan mengungkap kasus ini,” harapnya.
Disamping itu, kata Pudjo, Polda berpesan kepada masyarakat bedapandangan, agar semua senpi dan amunisi bisa dikembalikan dan menyerahkan diri. Sebab tidak ada gunanya untuk melakukan kejahatan di Papua ini. “Mari kita bersama-sama membangun Papua ini bila benar-benar mencintai negeri ini,” mintanya.
Disinggung ancaman hukuman terhadap ke lima orang itu,? Pudjo menegaskan,  para tersapara akan dihukum seberat-beratnya. “Sesuai UU Darurat nomor 12 tahun 51, pasal 55 ayat 1 ancaman hukumannya selama 20 tahun penjara atau seumur hidup,” tegasnya.
Sementara itu, menurut keterangan tersangka Leonard Takaria alias Leo asal kampung Serak Mariau, Kabupaten Seram Bagian Barat mengaku, senjata tersebut diambil dari sisa konflik yang terjadi di sana. “Saya baru satu kali menjual ini. Saya disuruh karena mereka beli dengan harga yang cukup lumayan, namun tidak tau kelompok yang jual senpi itu,” ucapnya.
Sedangkan Stenly Salmau mengaku hanya menjual senjata dan amunisi itu kepada masyarakat yang ada disana. Namun tidak mengetahui siapa nama dari orang itu. “Saya jual karena menambah uang kebutuhan kuliah. Saya baru semester 1,” katanya dengan singkat yang ditutup topeng. (Loy/don/l03)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar