Sabtu, 08 November 2014

Tolak Kenaikan BBM, Hizbut Tahrir Demo di Taman Imbi

Jum'at, 07 November 2014 13:19

Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Isbuhtar Indonesia Provinsi Papua, saat unjuk rasa di Taman Imbi Jayapura, Kamis (6/11)  pagi.JAYAPURA – Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Isbuhtar Indonesia Provinsi Papua melakukan unjuk rasa menolak secara tegas rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), pada Kamis (6/11).
Aksi unjuk rasa yang berlangsung di Taman Imbi Jayapura tersebut, di koordinatori oleh Abu Amar dengan membawa sejumlah spanduk dan pamplet yang bertuliskan ‘Hizbut Tahrir Indonesia Bersama Umat Tolak Kenaikan BBM, Tolak Liberalisasi Migas’.
‘Hidup Sejahtera Dibawah Naungan Khilafah Rasyidah’ dan dalam pamflet yang dibentangkan bertuliskan. ‘BBM naik rakyat sengsara, asing Gembira. “kenaikan BBM bohong Zaim dan Khianat syariah dan Khilalan solusinya’.
Koordinator demo yang juga sebagai Humas HTI DPD 1 Provinsi Papua, Abu Amar mengatakan, menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.

Menurutnya kenaikan harga BBM akan semakin menyulitkan masyarakat pada umumnya. Kompensasi yang akan diberikan pemerintah tidak akan membantu masyarakat dalam menyelamatkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
“Pemerintah tidak seharusnya menaikan harga BBM hanya penguasa-penguasa yang adai pusat, akan tetapi bagaimana pemerintah memberikan kebijakan lain, seperti penghematan biaya proyek-proyek dan juga menasionalisasi aset-aset strategis.
Oleh karena itu, Hizbut Tahrir Isbuhtar Indonesia Provinsi Papua yang peduli dengan masyarakat Papua, khusus Indonesia untuk menolak secara tegas ada kenaikan BBM. “Kami minta presiden sekarang melihat kondisi yang tarjadi bagi masyarakat,” katanya.
Sebeb, menurut Abu Amar, kenaikan BBM secara otomatis akan berefek pada semua sektor yang tentunya membenani rakyat Indonesia, khusus di Papua. “Kalau pun dilakukan kenaikan maka kami akan tetap menolak dan akan duduk kembali di Taman Imbi untuk melakukan aksi unjuk rasa,”tegas dia.
Lebih lanjut disampaikan, Abu Amar, bahwa kebijakan yang dilakukan pemerintah Pusat terhadap kenaikan BBM bukan malah mensejhaterakan rakyat akan tetapi merusak rakyat.  “Mereka sebenarnya melindungi rakyat bukan menyengsarakan rakyat karena efeknya yang sangat luar biasa,” tekannya.
Ia menguatakan, ada sekitar 200 juta jiwa lebih masyarakat Indonesia dan 100 diantara masih tergolong dalam kemiskinan, dan apabila  harga BBM dinaikan, maka kemiskinan akan kembali terjadi. “Kami minta, Presiden Jokowi untuk bisa memperhatikan nasib rakyat bukan menaikan harga BBM yang terus menambah kemiskinan,” tandasnya. (loy/don)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar