Jumat, 21 November 2014

UP2KP Hadir untuk Rakyat, Menuju Papua Sehat 2018

Penulis : Abeth Abraham You | Minggu, 13 Oktober 2013 10:43 Dibaca : 891   Komentar : 0
Direktur Eksekutif UP2KP, drg. Aloysius Giyai, M.Kes, sekaligus saat ini menjabat sebagai direktur RS Abepura Jayapura. Foto: MS
Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Untuk menuju Papua sehat 2018, salah satu program yang digagas oleh gubernur dan wakil gubernur provinsi Papua, Lukas Enembe dan Klemen Tinal menuju Papua yang mandiri yaitu dengan membentuk Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP).
Adalah mencoba menjawab akan kondisi buruknya derajat kesehatan di Provinsi Papua yang diikuti dengan minimnya status kesehatan ibu dan anak serta status gizi masyarakat yang rendah, naiknya angka penyakit menular seperti malaria, TBC, IMS dan HIV/AIDS, keterbatasan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dan sejumlah persoalan yang lainnya.
"UP2KP adalah sebuah unit kerja yang hadir di Provinsi Papua guna mempercepat implementasi vis-misi Gubernur Papua dalam menjadikan masyarakat Papua untuk bangkit, mandiri dan sejahtera dalam bidang kesehatan menuju Papua sehat tahun 2018," kata Direktur Eksekutif UP2KP, drg. Aloysius Giyai, M.Kes usai pelantikan pengurus dan peresmian kantor UP2KP di Jalan Baru Kali Acai, Kotaraja, Abepura, Sabtu (12/10/2013).
Aloysius menjelaskan, perhatian utama dari UP2KP merupakan sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan, sebab nantinya akan melakukan pendistribusian tenaga kesehatan di seluruh wilayah Provinsi Papua.
"Unit ini siap menjalin hubungan koordinasi dengan berbagai lembaga di lingkup pemprov Papua maupun menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah pihak terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan pelaksanaan tugas-tugas unit ini demi merekrut tenaga kerja," ungkapnya.
Kata Giyai, latar belakang dari pembentukan UP2KP adalah keprihatinan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH dan Klemen Tinal, SE, MM atas buruknya derajat kesehatan di tanah Papua.
"Percepatan pembangunan kesehatan Papua dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Maka, kita akan menyiapkan sedikitnya 1.000 dokter umum, 1.000 perawat atau bidan dengan keahlian khusus, 750 Apoteker dan 500 orang dokter spesialis yang berasal dari Papua terutama orang asli Papua dan membangun sistem informasi kesehatan integral melalui bank data kesehatan di tiap kabupaten. Kami juga akan melibatkan para tokoh agama dan tokoh adat, sebab ada penyakit yang tak bisa disembuhkan dengan cara medis, tapi dengan cara adat dan agama," katanya menjelaskan.
Disinggung soal besarnya biaya pada tahun 2013 untuk menangani langkah awal, Aloysius Giyai yang juga Direktur RSUD Abepura ini mengatakan, dana bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua sebesar satu milyar.
Sementara itu, dalam sambutan Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH menegaskan implementasi dari dana Otonomi Khusus (Otsus) di bidang kesehatan selama sepuluh (10) tahun berjalan mengalami kemunduran yang sangat drastis. Oleh karena itu, lanjut Enembe, dalam kepemimpinnya mencoba untuk merubah kebisuan yang tertinggal jauh ini menuju mandiri dan sejahtera.
"Sepuluh tahun dana Otsus telah gagal di bidang kesehatan, karenanya hampir tiap saat korban berjatuhan di atas tanah Papua yang kaya raya ini," tegas Lukas Enembe.
"Jangan kita tunggu sampai tunda-tunda, tetapi harus ada upaya yang bisa kita laksanakan agar masyarakat Papua sehat dan sejahtera. Sakit tak bisa tunggu, maka hal ini yang kita mau untuk merubah selama kepemimpinan kami," tuturnya.
"Masyarakatku terus meninggal entah karena malaria, kurangnya gizi, tak memiliki hunian yang standar, kekerasan dalam rumah tangga, kriminal baku tikam apalagi para pemuda dibunuh terus oleh militer. Jangan lagi terulang kembali," pungkas Enembe dengan nada tinggi. (MS)
JAYAPURA (Arrahmah.com) – Rose Marry dari Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak (LSPPA) mengungkapkan bahwa minuman beralkohol atau minuman keras menjadi penyebab utama dalam kekerasan terhadap perempuan dan anak di dalam rumah tangga (KDRT).
”Miras masih menjadi penyebab utama dalam kekerasan perempuan. Yang kedua adalah budaya yang keras. Jika sudah membayar mahal, perempuan dapat dimiliki seutuhnya dan diperlakukan seenaknya,” ujarnyanya di kantor Ruang Rapat Sekda Kota Jayapura, rilis jpnn.com, Rabu (29/1/2014).
Dia mengatakan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan kini diduga hanya sebagian kecil. Rose menuturkan, masih banyak kasus yang tidak dilaporkan sehingga tidak mencuat ke permukaan.
”Angka itu baru sebagian kecil dari yang terjadi selama ini. Faktor miras sangat besar, sedangkan faktor perselingkuhan belum terlihat jelas,” ungkapnya sebagaimana , Kamis (30/1/2014).
Wakil Ketua Bidang Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dr Margareta Hanita menerangkan, kasus kekerasan terhadap perempuan di Papua sangat tinggi. Yakni, mencapai 1.360 kasus per 10 ribu perempuan. Kondisi tersebut, lanjut dia, mempengaruhi siklus hidup perempuan yang akhirnya berdampak pada kualitas hidup anak dan keluarga. Allahu musta’an.
Syari’at yang Allah Ta’ala turunkan bukan hanya sekedar aturan yang dibebankan kepada seluruh umat manusia di bumi. Allah sebagai Dzat yang menurunkan  syari’at pasti lebih tahu mana yang mengandung manfaat maupun madharat bagi kehidupan manusia. Dibalik seluruh perintah dan larangan-Nya, pastilah akan ada hikmah yang terkandung didalamnya.
Fenomena yang terjadi di Papua tersebut, sebagai satu bukti bahwa Allah tidak asal-asalan menentukan syari’at. Tentang minuman khamr yang telah Dia tetapkan sebagai barang haram, menjadi penyebab utama timbulnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap anak. Allah berfirman yang artinya:
“Wahai Muhammad orang-orang bertanya kepadamu tentang khamar dan berjudi. Katakanlah bahwa minuman khamar dan berjudi adalah dosa besar, namun ada juga manfaatnya bagi manusia.  Sekalipun demikian dosanya jauh lebih besar daripada manfaatnya.” [Al-Baqarah:219]
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/01/31/minuman-beralkohol-masih-menjadi-penyebab-utama-kdrt-di-papua.html#sthash.O5vzdXfs.dpuf

Minuman beralkohol masih menjadi penyebab utama KDRT di Papua

Jum'at, 29 Rabiul Awwal 1435 H / 31 Januari 2014 08:05
Minuman beralkohol masih menjadi penyebab utama KDRT di Papua
Minuman beralkohol dijual bebas, sudah terbukti banyak berdampak pada perbuatan dosa-dosa berikutnya dan banyak mudharatnya
JAYAPURA (Arrahmah.com) – Rose Marry dari Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak (LSPPA) mengungkapkan bahwa minuman beralkohol atau minuman keras menjadi penyebab utama dalam kekerasan terhadap perempuan dan anak di dalam rumah tangga (KDRT).
”Miras masih menjadi penyebab utama dalam kekerasan perempuan. Yang kedua adalah budaya yang keras. Jika sudah membayar mahal, perempuan dapat dimiliki seutuhnya dan diperlakukan seenaknya,” ujarnyanya di kantor Ruang Rapat Sekda Kota Jayapura, rilis jpnn.com, Rabu (29/1/2014).
Dia mengatakan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan kini diduga hanya sebagian kecil. Rose menuturkan, masih banyak kasus yang tidak dilaporkan sehingga tidak mencuat ke permukaan.
”Angka itu baru sebagian kecil dari yang terjadi selama ini. Faktor miras sangat besar, sedangkan faktor perselingkuhan belum terlihat jelas,” ungkapnya sebagaimana , Kamis (30/1/2014).
Wakil Ketua Bidang Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dr Margareta Hanita menerangkan, kasus kekerasan terhadap perempuan di Papua sangat tinggi. Yakni, mencapai 1.360 kasus per 10 ribu perempuan. Kondisi tersebut, lanjut dia, mempengaruhi siklus hidup perempuan yang akhirnya berdampak pada kualitas hidup anak dan keluarga. Allahu musta’an.
Syari’at yang Allah Ta’ala turunkan bukan hanya sekedar aturan yang dibebankan kepada seluruh umat manusia di bumi. Allah sebagai Dzat yang menurunkan  syari’at pasti lebih tahu mana yang mengandung manfaat maupun madharat bagi kehidupan manusia. Dibalik seluruh perintah dan larangan-Nya, pastilah akan ada hikmah yang terkandung didalamnya.
Fenomena yang terjadi di Papua tersebut, sebagai satu bukti bahwa Allah tidak asal-asalan menentukan syari’at. Tentang minuman khamr yang telah Dia tetapkan sebagai barang haram, menjadi penyebab utama timbulnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap anak. Allah berfirman yang artinya:
“Wahai Muhammad orang-orang bertanya kepadamu tentang khamar dan berjudi. Katakanlah bahwa minuman khamar dan berjudi adalah dosa besar, namun ada juga manfaatnya bagi manusia.  Sekalipun demikian dosanya jauh lebih besar daripada manfaatnya.” [Al-Baqarah:219]
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/01/31/minuman-beralkohol-masih-menjadi-penyebab-utama-kdrt-di-papua.html#sthash.qhFqF6PO.dpuf
Minuman beralkohol masih menjadi penyebab utama KDRT di Papua - See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/01/31/minuman-beralkohol-masih-menjadi-penyebab-utama-kdrt-di-papua.html#sthash.qhFqF6PO.dpuf

Minuman beralkohol masih menjadi penyebab utama KDRT di Papua

Jum'at, 29 Rabiul Awwal 1435 H / 31 Januari 2014 08:05
Minuman beralkohol masih menjadi penyebab utama KDRT di Papua
Minuman beralkohol dijual bebas, sudah terbukti banyak berdampak pada perbuatan dosa-dosa berikutnya dan banyak mudharatnya
JAYAPURA (Arrahmah.com) – Rose Marry dari Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak (LSPPA) mengungkapkan bahwa minuman beralkohol atau minuman keras menjadi penyebab utama dalam kekerasan terhadap perempuan dan anak di dalam rumah tangga (KDRT).
”Miras masih menjadi penyebab utama dalam kekerasan perempuan. Yang kedua adalah budaya yang keras. Jika sudah membayar mahal, perempuan dapat dimiliki seutuhnya dan diperlakukan seenaknya,” ujarnyanya di kantor Ruang Rapat Sekda Kota Jayapura, rilis jpnn.com, Rabu (29/1/2014).
Dia mengatakan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan kini diduga hanya sebagian kecil. Rose menuturkan, masih banyak kasus yang tidak dilaporkan sehingga tidak mencuat ke permukaan.
”Angka itu baru sebagian kecil dari yang terjadi selama ini. Faktor miras sangat besar, sedangkan faktor perselingkuhan belum terlihat jelas,” ungkapnya sebagaimana , Kamis (30/1/2014).
Wakil Ketua Bidang Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dr Margareta Hanita menerangkan, kasus kekerasan terhadap perempuan di Papua sangat tinggi. Yakni, mencapai 1.360 kasus per 10 ribu perempuan. Kondisi tersebut, lanjut dia, mempengaruhi siklus hidup perempuan yang akhirnya berdampak pada kualitas hidup anak dan keluarga. Allahu musta’an.
Syari’at yang Allah Ta’ala turunkan bukan hanya sekedar aturan yang dibebankan kepada seluruh umat manusia di bumi. Allah sebagai Dzat yang menurunkan  syari’at pasti lebih tahu mana yang mengandung manfaat maupun madharat bagi kehidupan manusia. Dibalik seluruh perintah dan larangan-Nya, pastilah akan ada hikmah yang terkandung didalamnya.
Fenomena yang terjadi di Papua tersebut, sebagai satu bukti bahwa Allah tidak asal-asalan menentukan syari’at. Tentang minuman khamr yang telah Dia tetapkan sebagai barang haram, menjadi penyebab utama timbulnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap anak. Allah berfirman yang artinya:
“Wahai Muhammad orang-orang bertanya kepadamu tentang khamar dan berjudi. Katakanlah bahwa minuman khamar dan berjudi adalah dosa besar, namun ada juga manfaatnya bagi manusia.  Sekalipun demikian dosanya jauh lebih besar daripada manfaatnya.” [Al-Baqarah:219]
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/01/31/minuman-beralkohol-masih-menjadi-penyebab-utama-kdrt-di-papua.html#sthash.qhFqF6PO.dpuf

Minuman beralkohol masih menjadi penyebab utama KDRT di Papua

Jum'at, 29 Rabiul Awwal 1435 H / 31 Januari 2014 08:05
Minuman beralkohol masih menjadi penyebab utama KDRT di Papua
Minuman beralkohol dijual bebas, sudah terbukti banyak berdampak pada perbuatan dosa-dosa berikutnya dan banyak mudharatnya
JAYAPURA (Arrahmah.com) – Rose Marry dari Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak (LSPPA) mengungkapkan bahwa minuman beralkohol atau minuman keras menjadi penyebab utama dalam kekerasan terhadap perempuan dan anak di dalam rumah tangga (KDRT).
”Miras masih menjadi penyebab utama dalam kekerasan perempuan. Yang kedua adalah budaya yang keras. Jika sudah membayar mahal, perempuan dapat dimiliki seutuhnya dan diperlakukan seenaknya,” ujarnyanya di kantor Ruang Rapat Sekda Kota Jayapura, rilis jpnn.com, Rabu (29/1/2014).
Dia mengatakan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan kini diduga hanya sebagian kecil. Rose menuturkan, masih banyak kasus yang tidak dilaporkan sehingga tidak mencuat ke permukaan.
”Angka itu baru sebagian kecil dari yang terjadi selama ini. Faktor miras sangat besar, sedangkan faktor perselingkuhan belum terlihat jelas,” ungkapnya sebagaimana , Kamis (30/1/2014).
Wakil Ketua Bidang Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dr Margareta Hanita menerangkan, kasus kekerasan terhadap perempuan di Papua sangat tinggi. Yakni, mencapai 1.360 kasus per 10 ribu perempuan. Kondisi tersebut, lanjut dia, mempengaruhi siklus hidup perempuan yang akhirnya berdampak pada kualitas hidup anak dan keluarga. Allahu musta’an.
Syari’at yang Allah Ta’ala turunkan bukan hanya sekedar aturan yang dibebankan kepada seluruh umat manusia di bumi. Allah sebagai Dzat yang menurunkan  syari’at pasti lebih tahu mana yang mengandung manfaat maupun madharat bagi kehidupan manusia. Dibalik seluruh perintah dan larangan-Nya, pastilah akan ada hikmah yang terkandung didalamnya.
Fenomena yang terjadi di Papua tersebut, sebagai satu bukti bahwa Allah tidak asal-asalan menentukan syari’at. Tentang minuman khamr yang telah Dia tetapkan sebagai barang haram, menjadi penyebab utama timbulnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap anak. Allah berfirman yang artinya:
“Wahai Muhammad orang-orang bertanya kepadamu tentang khamar dan berjudi. Katakanlah bahwa minuman khamar dan berjudi adalah dosa besar, namun ada juga manfaatnya bagi manusia.  Sekalipun demikian dosanya jauh lebih besar daripada manfaatnya.” [Al-Baqarah:219]
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/01/31/minuman-beralkohol-masih-menjadi-penyebab-utama-kdrt-di-papua.html#sthash.qhFqF6PO.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar