Selasa, 25 November 2014

Mahasiswa Papua Demo Tolak Kenaikan Harga BBM

Selasa, 25 November 2014 01:40

Mahasiswa Papua Demo Tolak Kenaikan Harga BBM

Ratusan mahasiswa melakukan aksi demo di gedung DPRP Papua untuk menyatakan aspirasinya terhadap penolakkan kenaikan harga BBMJayapura – Ratusan Mahasiswa yang berasal dari gabungan organisasi mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang ada di Kota Jayapura melakukan demo ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat  Papua (DPRP) menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sudah dinaikan oleh pemerintah pusat.
Dalam aksinya, ratusan mahasiswa yang tergabung dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perkumpulan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Papua secara serentak dengan tegas mengatakan, “Jokowi Pembunuh”.
Sementara sejumlah pamflet bertuliskan, bubarkan mafia Migas. Kami mahasiswa pemuda dan masyarakat Papua menolak kenaikan BBM. Pemerintah harus bertanggungjawab, Jokowi-JK berantas mafia Migas, Jokowi tidak memihak kepada rakyat kecil, Pemerintah harus transparan anggaran subsidi BBM. Dan sebagai simbol perlawanan, mahasiswa pria melakukan aksi buka baju di halaman Kantor DPR Papua.

Perwakilan Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Septi Modga dalam orasinya mengatakan, Jokowi jangan mengambil kebijakan sepihak. Namun harus melihat semua kondisi daerah di Papua. Karena kenaikan BBM hanya akan menyengsarakan masyarakat  Papua.
“Kebijakan ini akan membunuh rakyat Papua. DPR ganti DPR, Bupati ganti Bupati, Gubenur ganti Gubernur tapi kondisi di tanah Papua tetap seperti ini. Kami sudah capek terus meneriakkan kepentingan masyarakat, tapi suara kami selalu diabaikan. Kami mau masyarakat Papua merdeka secara sosial, secara manusia dan merdeka dari kesejahteraan, “ kata Septi dalam orasinyadi halaman kantor DPR Papua, Senin (24/11) kemarin.
Setalah kurang lebih 30 menit berorasi hanya satu orang anggota DPR Papua, Bobby Jikwa  yang menemui massa, pasalnya  para anggota dewan lainnya sedang tak berada di tempat. Mereka kini sedang di Jakarta untuk bertemu Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) guna mengkosultasikan hasil pembahasan Tata Tertib (Tatib) dewan.
Perwakilan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Jayapura, Fransiskus Takimai menyatakan, pihaknya kecewa dengan kondisi itu. Harusnya pimpinan susah senang bersama rakyat. Bukan seperti ini.
“Kami ke sini untuk protes kebijakan yang tidak menguntungkan kami masyarakat kecil. Negara ini berdiri karena ada rakyat. Jadi negara ada untuk kepentingan rakyat. Kami disini demi kepentingan masyarakat Papua. Jadi tujuan kami ke sini bukan materi dan finansial,  tapi kami ke sini untuk menyampikan aspirasi, “ujar Fransiskus.
Sehingga kata dia, kalau memang anggota dewan tidak ditempat, kami hanya ingin anggota DPRP yang ada ini bisa besama-sama kami jalan ke kantor Gubenur Papua untuk melanjutkan aspirasi kami disana.
Sementara itu, Anggota DPR Papua dari Partai Demokrat, Bobi Jikwa yang memenui pendemo mengatakan, akan tampung semua aspirasi mahasiswa. Dan sebagai anggota parlemen, ini sudah menjadi tugas mereka menerima semua aspirasi dari masyarakat dan mahasiswa.
“Teman-teman dan pimpinan sementara DPR Papua kini ke Jakarta membawa hasil pembahasan Tatib. Makanya saya berdiri di sini hanya seorang diri. Semua aspirasi yang masuk ke kami akan kami tindak lanjuti sesuai prosedur yang ada,” kata Bobi Jikawa dihadapan pendemo.
Karena hanya ditemuai satu anggota DPR Papua, akhirnya massa menolak untuk membacakan dan menyerahkan pernyataan sikap mereka. Sehingga dengan rasa kecewa massa pun lalu membubarkan diri. (ds/don)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar